31 Maret 2018, Pusat Studi dan Kajian Astronomi
(PUSAKA)kembali berburu warga langit yang merupakan satelit dari bumi tercinta ini. Ada peristiwa apakah 31 Maret 2018
kemarin? Mari kita ingat lagi peristiwa tanggal awal Maret di tahun yang sama, yaitu peristiwa Blue Moon adalah istilah bulan purnama (full moon) dalam satu bulan masehi. Maret
2018 menjadi bulan yang kebagian dua bulan purnama sekaligus, yang kali ini kami amati keberadaannya.
Walau tidak selangka Super Blue Blood Moon, fenomena Blue Moon terbilang sebagai penampakan
yang jarang terjadi. Rataan waktu terjadinya purnama adalah setiap 29,53hari, atau setara dengan satu bulan dalam kalender. Sedangkan, jika dirata rata, Blue Moon
sendiri muncul paling tidak sekitar dua hingga tiga tahun sekali. Setelah dua fenomena di 2018, Bumi baru akan kebagian dua purnama di dua bulan kalender yang
berbeda lagi pada 2037.
Dua purnama pada Maret ini pun
memiliki ceritanya sendiri. Salah satu suku asli Amerika menyebut bulan penuh pada Maret ini sebagai Full Worm Moon dikarenakan penampakan ini terjadi saat
temperature sedang meningkat dan cacing yang ada di dalam tanah akan menggeliat keluar. Sedangkan suku lain menyebutnya sebagai Sap
Moon yang merujuk pada bertepatannya kemunculan purnama ini dengan mulai mengalirnya getah sekaligus menandai dimulainya kegiatan penyadapan pohon maple yang dilangsungkan setiap tahunnya. Sebagaimana dikutip dari detikNET.
Begitulah sedikit cerita dari fenomena Blue
Moon yang berhasil diamati oleh Tim PUSAKA Program Studi Pendidika Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo di
Pantai Jatimalang 31 Maret lalu. Walaupun sedikit terkendala dengan cuaca mendung tipis,
akhirnya kita dapat mengamati indahnya Blue Moon di akhir Maret 2018 ini. Sampai jumpa di
pengamatan Tim PUSAKA selanjutnya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar